Berbahayakah Kuning pada Bayi?

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share

 Bilirubin

Penyakit kuning pada bayi disebabkan karena tingginya kadar bilirubin yang terkandung dalam tubuh. Kadar bilirubin meningkat apabila bilirubin yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan kadar bilirubin yang mampu dikeluarkan oleh tubuh. Jika kadar bilirubin lebih dari 5 mg/dL, hasilnya kulit dan mata bayi akan menjadi kuning.
Kuning pada bayi bukanlah suatu penyakit dan masih tergolong wajar yang disebut dengan ikterus fisiologis. Keadaan ini tidak menyakitkan untuk bayi itu sendiri, tetapi juga harus diwaspadai dan tidak dibiarkan terlalu lama karena tingginya kadar bilirubin dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang merusak otak.
Warna kuning biasa tampak pada kening dan bagian putih mata. Kemudian turun pada dada, perut,
lengan dan kaki. Cara memeriksanya adalah dengan menekan pada bagian kening atau hidung bayi menggunakan satu jari. Jika kulit bayi menjadi kuning pada saat jari diangkat, kemungkinan besar kadar bilirubin bayi tinggi dan sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk masalah ini.
Warna kuning berasal dari bilirubin. Apa itu bilirubin? Bilirubin berasal dari pemecahan sel darah merah. Bilirubin ini akan diproses dalam hati menjadi bilirubin terkonjugasi yang nantinya akan dibuang melalui urine atau feses. Bilirubin yang tidak terkonjugasi akan menyebabkan bayi menjadi kuning.

Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi

Sakit kuning pada bayi atau ikterus sebenarnya merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi 3-4 hari setelah kelahiran dan akan menghilang setelah 1-2 minggu kemudian. Tetapi ada juga bayi yang terlihat kuning sebelum 24 jam kelahirannya atau kadar bilirubin yang tinggi dalam tubuh. Keadaan ini disebut sebagai hiperbilirubinemia. Jika terjadi seperti itu, bayi harus segera mendapat penanganan medis. Karena bilirubin berlebih yang terdapat dalam darah dapat masuk ke dalam otak dan meninggalkan sisa permanen yang merusak.
Beberapa penyebab ikterus atau bayi kuning, antara lain:
  • Fungsi usus dan hati yang belum sempurna

    Usus dan hati pada bayi baru lahir belum dapat bekerja dengan sempurna sehingga banyak bilirubin yang tidak terkonjugasi dan tidak terbuang dari tubuh. Umumnya terjadi pada minggu pertama sampai minggu ketiga setelah kelahiran. Pada beberapa kasus, bisa berlangsung lebih lama, yaitu sampai 10 minggu.

    Ditambah lagi, produksi bilirubin yang lebih banyak dibandingkan produksi pada orang dewasa. Bayi memproduksi 2-3 kali lipat bilirubin. Banyaknya bilirubin dalam tubuh yang membuat bayi menjadi kuning.
  • Kurangnya asupan makanan

    Pada 2-3 hari pertama setelah kelahirannya, ibu belum dapat mengeluarkan susu bagi bayinya. Sehingga, bayi menjadi kuning karena kurangnya makanan. Tetapi, hal ini tidak perlu dikuatirkan karena umumnya setelah beberapa hari kemudian, ASI dapat keluar memenuhi kebutuhan bayi.
  • Memar

    Saat proses kelahirannya, seorang bayi dapat mengalami memar atau lebam. Memar merupakan darah beku yang berkumpul. Tubuh akan berupaya menyembuhkan memar ini dengan cara mennghancurkan darah yang beku tersebut, yang juga akan meningkatkan produksi bilirubin.
  • Penyakit hemolitik

    Hal ini terjadi karena golongan darah atau rhesus ibu tidak cocok dengan bayi. Akibatnya, ibu akan membentuk antibodi yang menyerang sel darah merah bayi. Sel darah merah yang terserang akan terpecah sehingga menghasilkan banyak bilirubin.
  • Kekurangan enzim G6PD

    Kurangnya enzim ini dalam tubuh menyebabkan peningkatan bilirubin. Kelainan enzim G6PD merupakan kelainan bawaan.

Menyembuhkan Bayi Kuning

Jika kadar bilirubin tidak terlalu tinggi atau tergolong ringan, tidak diperlukan terapi khusus. Untuk membantu proses pengeluaran bilirubin dalam tubuh, dapat dilakukan dengan cara:
  • Memberi asupan yang cukup

    Beri asupan makanan yang cukup. Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Dengan banyaknya makanan yang masuk maka proses pembuangan urine dan feses dapat lebih lancar sehingga bilirubin terbantu kaluar dari tubuh.

    Cukup atau tidaknya pemberian asupan dapat diperhatikan dari urine dan feses. Hal yang dapat diperhatikan antara lain dari frekuensi bayi berkemih dan warna feses. Umumnya bayi buang air kecil sebanyak 5-6 kali dalam sehari dan warna feses yang berubah dari hijau tua.
  • Jemur

    Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi dapat membantu mengatasi ikterus. Sinar matahari akan membantu pemecahan bilirubin. Hanya saja, patut diperhatikan waktu dan durasi menjemur bayi. Jangan sampai kulit bayi terbakar akibat sinar matahari. Jangan sampai bayi terpapar sinar matahari secara langsung lebih dari 10 menit.

Sebaliknya, jika ikterus tergolong berat, dengan kadar bilirubin tinggi, biasanya dokter akan menganjurkan agar dilakukan terapi sinar. Bayi akan dipaparkan sinar biru khusus yang akan membantu mengubah bilirubin menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan dalam urine atau feses.

Pemberian air susu ibu atau ASI merupakan salah satu cara mencegah sakit kuning pada bayi. Selain itu juga dapat menyembuhkan bayi kuning atau ikterus ringan. Jadi, jangan ragu untuk memberikan ASI pada buah hati walau pada awalnya ibu harus merasakan sakit pada payudara, tetapi hal itu sangat dibutuhkan oleh bayi mungil Anda.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar