Mengapa TBC Dapat Kambuh Lagi?

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share
Penyakit TBC/TB (Tuberkulosis) sebenarnya masih bisa disembuhkan. Walaupun terkadang masih ada beberapa penderita yang telah sembuh dan ternyata dikemudian hari kambuh lagi. Mengapa demikian?

Penyakit TBC mempunyai potensi yang dapat mengancam jiwa. TBC adalah infeksi bakteri udara yang bisa Anda temui di seluruh dunia. Pengobatan dari penyakit ini membutuhkan waktu yang panjang. Tetapi, dibutuhkan juga kedisiplinan dalam pengobatan, dan masih sangat mungkin untuk sembuh dari penyakit TBC.  Namun, infeksi ulang yang terjadi bisa menjadi masalah.

Lama waktu pengobatan gejala TBC antara 6 bulan sampai 1 tahun, terkadang juga ada penderita yang mengalami resistensi dengan obat tuberkulosis. Dimungkinkan ada beberapa obat yang diminum dengan bersamaan setiap harinya, tentunya dengan kedisiplinan dan ketepatan jadwal meminum obat. Bila aturan-aturan dalam pengobatan tidak ditepati, bisa berakibat pada gagalnya pengobatan.

Terkadang karena sudah merasa lebih baik dan beranggapan bahwa penyakitnya sudah berhasil diobati, mengakibatkan penderita TBC banyak yang mulai tidak disiplin dengan aturan minum obat. Padahal, penyakitnya bisa kembali kambuh dengan efek yang lebih kuat serta akan lebih sulit untuk diobati.

Perdebatan sering sekali dilakukan untuk membahas penyebab kambuhnya TBC apakah karena kambuh lagi atau karena terinfeksi kembali dengan strain yang masih sama atau strain bakteri yang masih baru.

Kasus tuberculosis yang paling sering ditemui di Amerika dan Kanada adalah kekambuhan dari infeksi asli. Penyebab dari kondisi tersebut mungkin karena pengobatan yang dilakukan tidak memadai, dan bukan dari infeksi TBC dengan strain bakteri yang baru.

Mungkin juga banyak orang yang mempunyai infeksi TBC laten, yaitu tidak mempunyai gejala TBC, namun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Setelah bakteri kembali aktif yang dapat menimbulkan gejala-gejala TBC dan kemudian infeksi yang terjadi menjadi TBC yang aktif.

Penelitian yang dilakukan pada penderita HIV positif yang juga terinfeksi TBC, menunjukan hasil bahwa penderita dengan infeksi HIV akan lebih rentan untuk terinfeksi ulang TBC. Tuberkulosis yang kambuh karena pengobatan yang dilakukan tidak berhasil menyebabkan TBC yang kambuh menjadi lebih sulit untuk diobati.

Kerap kali bakteri yang ada sudah menjadi resisten dengan pengobatan dan beberapa kombinasi obat-obatan yang berbeda yang sudah diambil dari periode yang lebih lama.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penyebab utama terjadinya resistensi obat TBC, merupakan jenis TBC yang paling sulit diobati. Jika kasus kekambuhan TBC merespon pengobatan, maka akan dapat berhasil diobati,” jelas para peneliti seperti yang sudah dilansir oleh EverydayHealth, pada Senin (19/3/12).

Tidak selalu infeksi TBC dapat selalu dicegah, baik dari infeksi primer maupun infeksi sekunder. Namun, untuk mengurangi risiko infeksi TBC Anda dapat melakukan beberapa langkah.

Bagi penderita dengan HIV positif, untuk mencegah terjadinya infeksi ulang TBC dapat menggunakan cara, seperti penggunaan antibiotic isoniazid atau INH.

Bila pengobatan TBC sudah selesai, pilihan lain yang dapat Anda gunakan adalah dengan antibiotic pencegahan untuk mengurangi risiko timbulnya infeksi ulang tuberkulosis pada penderita HIV. Cara yang paling baik dalam mencegah TBC adalah senantiasa disiplin pada aturan pengobatan yang telah direkomendasikan dokter.

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko timbulnya infeksi ulang adalah dengan membatasi atau menghindari kontak dengan penderita TBC.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar