Hilangkan Kebiasaan Memukul Anak

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share

Ada baiknya ketika memberikan teguran atau nasehat pada anak, jangan dilakukan dengan kekerasan atau memukul. Indikasi dari penelitian terbaru menunjukan bahwa, hukuman yang diberikan pada anak dengan cara memukul atau menampar sebaiknya jangan dilakukan karena dikemudian hari dapat meningkatkan risiko gangguan mental.


Menurut para peneliti, ada beberapa orang dewasa yang masa kecilnya sering mendapatkan perlakuan fisik oleh orangtuanya, sekitar 2-7% didiagnosis dengan kasus gangguan mental, depresi berat, gangguan paranoia serta mengalami gangguan kecemasan. Seseorang yang semasa kecilnya memperoleh penganiayaan, seperti kekerasan fisik dan seksual, serta pengabaian sosial sangat rentan mengalami gangguan mental. Hasil temuan ini diterbitkan dalam journal Pediatrics, pada Juli 2012.

Hasil dari temuan ini telah mendukung hasil dari penelitian yang ada sebelumnya, yakni di masa dewasa hukuman fisik yang dialami anak dapat menimbulkan kesehatan mental yang tidak baik, termasuk juga peningkatan risiko depresi, penyalahgunaan alkohol dan pikiran bunuh diri.

Para peneliti menyimpulkan, untuk mengurangi prevalensi dari gangguan mental dapat dilakukan dengan menghilangkan semua hukuman fisik terhadap anak.

Memukul anak adalah sesuatu hal yang wajar

Sampai saat ini, hukuman fisik pada anak-anak masih kontroversial, dan American Academy of Pediatrics menentang praktek ini. fakta yang ada, di Amerika hampir 50% orang dewasanya mengakui sudah pernah mendapatkan hukuman fisik ketika masih kecil, contohnya dipukul atau didorong.

Penelitian yang dilakukan oleh Tracie Afifi dan rekan-rekannya dari University of Manitoba di Kanada, melakukan survei dari tahun 2004 sampai 2005 dengan melibatkan 34.000 orang dewasa Amerika yang usianya antara 20 tahun dan yang lebih tua, para peneliti menganalisis informasi yang didapat dari responden.

Pertanyaan yang diberikan pada masing-masing peserta, yakni “Sebagai anak seberapa sering Anda pernah di dorong, ditarik, ditampar atau dipukul oleh orangtua Anda atau orang dewasa yang tinggal di rumah Anda?”

Kurang lebih ada 6% dari jumlah peserta yang mengaku telah mendapatkan beberapa hukuman fisik dengan intensitas yang bermacam-macam, yaitu sangat sering, cukup sering, atau jarang ketika masih kecil.

Dapat dilihat dari hasil analisa bahwa responden yang pernah mendapatkan hukuman fisik, 59% memungkinkan mempunyai ketergantungan alkohol, 41% lebih berisiko terkena depresi dan 24% memungkinkan mengalami gangguan panik, jika dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami hukuman fisik.

Alternatif hukuman

Para peneliti menjelaskan, dokter dan orangtua harus bisa menyadari hubungan ini. perlu adanya suatu kebijakan yang lebih fokus supaya hukuman fisik pada anak dapat dikurangi. Peneliti mengatakan, untuk menegur anak masih ada cara lain yang dapat digunakan selain dengan kekerasan, seperti melakukan penguatan perilaku yang positif.

Walaupun dikemudian hari ada hubungan antara kekerasan terhadap anak dengan risiko gangguan mental, tapi peneliti juga menegaskan bahwa, temuan tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan sebab akibat. Penelitian yang dilakukan ini dibatasi pada beberapa hal, seperti peserta disuruh mengingat kembali pengalaman yang terjadi di masa kecilnya, yang dimungkinkan sepenuhnya tidak akurat, walaupun dari penelitian menunjukkan bahwa orang dapat mengingat suatu kejadian negatif di waktu kecil.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar