Penyakit TBC dan Pengobatannya

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share
Setiap tanggal 24 Maret selalu diperingati hari TBC (tuberculosis), tanggal tersebut mengingatkan kita kembali akan bahaya dari penyakit ini. penyakit TBC atau tuberculosis sering disebut oleh sebagian masyarakat sebagai KP. Pada umumnya, masyarakat kita mengetahui bahwa penyakit TBC hanya menyerang paru saja, seseorang yang menderita TB paru sering disamakan dengan parunya terkena flek. Pada kenyataannya ada juga istilah mengenai TBC ekstra paru, tidak hanya organ paru yang akan kena, namun ada beberapa organ yang dapat terkena, seperti kelenjar, usus, kulit, selaput otak atau meningitis TBC, hepar, dan sumsum tulang bagian belakang.

Salah satu penyebab kasus kematian manusia datang dari penyakit ini. Penyakit ini harus segera diobati, jika tidak ingin menyebabkan kematian. Selama 5 tahun, hampir dari setengah kasus yang terjadi mengalami kematian setelah terkena penyakit ini. Sekarang ini, pasien TB yang meninggal setiap harinya diperhitungkan ada 3.800 pasien, berarti untuk setiap menit ada 2 sampai 3 pasien yang meninggal akibat penyakit TBC.

Sekarang ini, Negara yang memiliki jumlah kasus penderita TBC terbesar di dunia setelah Cina dan India adalah Indonesia. Indonesia sekarang ini juga sebagai salah satu Negara yang mempunyai tingkat penularan TBC tertinggi. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh WHO selama 3 tahun yaitu dari tahun 2008,2009, dan 2010 menunjukkan tentang angka kejadian penyakit TBC di Indonesia yang diperkirakan mencapai 189 dari 100.000 penduduk. Kalau secara globalnya, kasus TBC memiliki angka kejadian 128 dari 100.000 penduduk. Dari data itu kita bisa menyimpulkan bahwa di sekitar kita terdapat kasus TBC.

Gejala yang paling utama dari penderita TBC yaitu demam yang terjadi tidak terlalu tinggi, keluar keringat di malam hari, turunnya berat badan, nafsu makan berkurang. Gejala lain yang muncul seperti batuk kronis, terasa nyeri pada dada, batuk dengan mengeluarkan darah. Gejala lain yang dapat menyertai gejala utama, yaitu ketika TB mengenai usus akan memunculkan gejala diare kronis. TBC kelenjar juga perlu Anda waspadai jika pasien mengalami pembesaran kelenjar yang terjadi di sekitar leher serta adanya gejala utama yang menyertai.

Tampaknya penderita dari penyakit ini selalu berada di tengah-tengah kita. Menurut Dr. Ari F. Syam Sp.Pd selaku Pengamat Kesehatan dan juga sebagai Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, mengatakan bahwa selama 22 tahun menjadi dokter sampai sekarang banyak sekali menemui kasus TB dalam praktek sehari-harinya. TB yang terjadi tidak hanya akan menyerang organ paru tapi beberapa organ lain juga dapat terserang. Kita perlu mewaspadai penyakit TBC, mengingat banyak sekali kasus yang terjadi di sekitar kita.

Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dan diobati secara tuntas. Sangat wajar sekali kalau slogan dari hari TBC Dunia “Stop TB dalam kehidupan kita”. Adapun target pengendaliannya adalah kematian yang disebabkan TB menjadi nol. Yang jadi masalah adalah masa waktu pengobatan yang lumayan lama, sekitar 6 sampai 9 bulan. Dalam kurun waktu tersebut seorang pasien harus tetap melakukan konsumsi obat-obatan yang disarankan dan melakukan kontrol dengan dokter. Kepatuhan dari pasien sangat diharapkan pada pengobatan TBC ini.

Sangat dibutuhkan peran dari keluarga untuk selalu mengingatkan meminum obat dan melakukan kontrol pada anggota keluarga yang menderita TB. Terkadang kondisi pasien membaik dalam waktu satu bulan setelah melakukan pengobatan, bahkan keluhannya pun hilang. Inilah yang menjadi penyebab pasien menghentikan pengobatannya karena merasa sudah sembuh. Hal tersebut bisa sangat berisiko karena pengobatan yang terputus dapat menyebabkan pasien mengalami kekebalan pada obat-obatan yang sudah diberikan. Bila kondisi tersebut terjadi tentu saja untuk penanganannya akan semakin sulit. Biasanya juga akan mudah terjadi komplikasi TB.

Bagaimana cara mengobati penyakit TBC?

Tenang saja, penyakit ini masih bisa disembuhkan namun untuk pengobatannya sendiri membutuhkan waktu yang lumayan lama. Untuk pasien yang sudah didiagnosa mengidap penyakit TBC, sekurang-kurangnya 6 bulan untuk mengkonsumsi obat-obatan.  Pada penderita TBC di 2 bulan pertama pengobatannya disarankan untuk meminum obat sekurang-kurangannya 4 macam jenis obat, yang sering digunakan dalam pengobatan pertama seperti isoniazid (INH), rifampisin, ethambutol dan pirazinamid.  Sedangkan untuk pengobatan empat bulan berikutnya akan diteruskan dengan memimun 2 macam saja yaitu INH dan rifampisin.

Meminum obat dengan jenis obat yang berbeda dan waktu pengobatan yang lumayan lama dapat membuat seorang pasien menjadi mengabaikan kepatuhannya terhadap pengobatan yang harus dijalankan. Terkadang dari obat TBC tersebut menimbulkan efek samping pada penderita yang meminum obat itu. Maka dari itu, syarat utama yang wajib dimiliki oleh penderita TBC adalah keinginan dan kepatuhan untuk sembuh.

Perlu diperhatikan bahwa kuman dan penyakit TBC masih berada dalam paru-paru sehingga pasien mempunyai potensi untuk menularkannya ke orang lain. Ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan oleh penderita TBC yaitu kesembuhan untuk dirinya sendiri dan tidak menularkannya pada orang lain.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar