Apakah Katarak Bisa Kembali Kambuh Pascaoperasi?

http://4.bp.blogspot.com/-TDSGihH2ehs/UvOyNJRqMoI/AAAAAAAAAAc/tVKH64_s2TM/s1600/2.gif
Bookmark and Share
Apa yang harus dilakukan supaya penyakit katarak dapat sembuh? Jalan satu-satunya yang harus dilakukan untuk menyembuhkan katarak adalah operasi. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah akankah penyakit katarak ini dapat kambuh lagi setelah dilakukan operasi? Ya, penyakit ini dapat kembali kambuh setelah dilakukan operasi.

Menurut Dr Sanduk Ruit sebagai pakar ophthalmology dari Nepal, mengatakan “kemungkinan kambuh tetap ada meskipun kecil antara 5-10 persen.”

Namun menurut Ruit, kondisi tersebut jangan terlalu dikhawatirkan. Masalahnya, jika operasi yang dilaksanakan dapat berjalan lancar dan sempurna maka tidak akan terjadi kekambuhan. “Kebanyakan yang kambuh adalah mereka yang masih muda. Karena masih ada kemungkinan jaringan pada matanya berkembang,” kata Ruit.

Ruit menambahkan, pada beberapa kasus tertentu ditemukan, bahwa lensa dapat berubah dari lensa yang jernih menjadi keruh. Kantung lensa yang keruh tersebut dinamakan sebagai katarak yang kembali kambuh atau Posterior Capsular Opacity (PCO). Kemunculan PCO ini dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian setelah dilakukannya operasi.

Tenang saja, Anda tidak perlu cemas dengan kondisi ini karena kekambuhan yang terjadi dapat diobati tanpa melakukan operasi lagi. Lakukanlah tindakan menggunakan laser yang akan membuat lensa jernih kembali. “Kita hanya perlu menggunakan mesin yang disebut YAG (yettrium aluminium garnet).  Dengan membuat lubang kecil tanpa operasi,” katanya.

Ruit menjelaskan bahwa operasi mata katarak umumnya dilakukan dengan menggunakan 3 teknik. Teknik pertama yang dilakukan adalah teknik phcoemulsification, teknik ini merupakan teknik yang paling modern saat ini, karena akan memanfaatkan mesin yang akan digunakan untuk memecahkan katarak dengan laser yang kemudian akan di sedot keluar. Hasil dari teknik ini cukup bagus, tapi mahalnya mesin dan sangat besarnya mikroskop yang digunakan menjadi kendala. Penggunaan alat ini sudah banyak digunakan di beberapa Negara maju. Untuk Indonesia sendiri, pemanfaatan alat ini baru dilakukan di beberapa rumah sakit tertentu.

Teknik kedua yang dapat diterapkan adalah SICS (Small Incision Cataract Surgery). Teknik ini sangat umum sekali digunakan di beberapa Negara berkembang, teknik ini menggunakan teknik bedah katarak. Biasanya hasil dari teknik ini akan mendapatkan hasil visual yang secara umum dapat dikatakan baik. Prosedurnya sendiri tidak perlu menggunakan mesin yang terlalu besar serta mikroskop yang digunakan dapat dibawa kemana-mana atau portable. Lensanya sendiri mempunyai harga yang sangat murah, jika dibandingkan dengan harga lensa phco harga lensa ini seperlimanya.

Teknik ketiga yang dapat dipakai, dengan metode pembedakan menggunakan jahitan. Waktu yang dibutuhkan untuk operasi ini relatif lama, dan waktu yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan setelah operasi juga lebih lama.

Berada di urutan ke 1 sebagai penyebab kebutaan

Penyakit katarak di Indonesia masih berada di urutan pertama sebagai penyebab kebutaan. Biasanya, katarak terjadi dengan dibarengi bertambahnya usia sehingga tidak bisa untuk dicegah.

Menurut Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan, Dr. Bambang Sardjono, MPH, “di Indonesia prevalesinya penderita katarak kurang lebih 1,5 persen. Jadi diperkirakan ada 3,5 juta orang yang menderita katarak.”

Bambang menjelaskan, katarak dapat menyerang siapa saja. Namun, peluang lebih besar terkena penyakit katarak datang dari keluarga yang mempunyai riwayat penyakit ini. Beliau juga menambahkan bahwa kesembuhan penyakit katarak hanya dapat dilakukan dengan operasi. “Vitamin dan antioksidan tidak banyak pengaruhnya untuk menyembuhkan penyakit katarak,” katanya.

Indonesia sebenarnya sudah sedikit diuntungkan karena secara geografis berada di garis khatulistiwa sehingga sinar matahari yang didapat sangat cukup. Tapi ada dampak yang buruk dari kondisi tersebut, tentunya bagi mereka yang mempunyai pekerjaan atau aktivitas yang terkena sinar matahari setiap harinya, contoh nelayan dan petani. “Mereka itu sering terpapar sinar ultraviolet. Untuk mengurangi risiko katarak, sangat dianjurkan untuk memakai topi lebar dan kacamata hitam,” katanya.

Untuk mengetahui ada tidaknya katarak harus melakukan pemeriksaan mata secara rutin dan teratur. Sebaiknya lakukanlah pemeriksaan mata setiap tahun bagi mereka yang usianya telah mencapai 60 tahun. Perkembangan katarak dapat kita tekan dengan menghindari paparan dari sinar matahari, menghilangkan kebiasaan merokok, mulailah dengan pola makan sehat dengan mengkonsumsi banyak sayur dan buah, serta jagalah tubuh supaya terhindar dari penyakit degeneratif yang dapat memicu katarak seperti diabetes.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar